Jumat, 09 Oktober 2015

HADIS 1 PEMBAHASAN DOSA BESAR

BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang.
Hadist Nabi merupakan sumber ajaran Islam karena hadist Nabi telah ada sejak awal perkembangan Islam, selain Al-Quran hadist atau sunnah adalah segala sesuatu yang bersumber atau di dasarkan kepada Nabi SAW baik itu berupa perkataan, perbuatan atau taqrirnya.
Hadist atau sunnah  adalah sumber ajaran Islam setelah Al-Quran dan oleh sebab itu kita sebagai umat Nabi Muhamad harus mempedomani dan mengamalkan hadist atau sunnah di dalam kehidupan sehari- hari.
Dalam pembahasan makalah ini akan di bahas mengenai hadits- hadits tentang dosa- dosa besar dan untuk lebih lengkapnya mengenai materi ini dapat di lihat pada ruang lingkup pembahasan.

Tujuan Penulisan Makalah.
Dalam makalah ini kita dapat melihat tujuan penulisan makalah dari ini adalah sebagai berikut.
Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dosen hadits 1.
Untuk mengetahui hadits- hadits tentang dosa- dosa besar.
Untuk menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari baik untuk siswa, mahasiswa dan seluruh umat Islam khusunya.
Untuk meningkatkan kecintaan kepada allah dan cinta kita kepada ajaran Agama dan ajaran Rasul.

Ruang Lingkup.
Dalam penulisan makalah ini ruang lingkup pembahasan sebagai berikut.
Menyekutukan Allah.
Tujuh macam dosa besar.




BAB II
PEMBAHASAN
HADITS- HADITS TENTANG DOSA- DOSA BESAR
MENYEKUTUKAN ALLAH SWT.
Hadits.
ﺣََﺪَّ ثَنَا عَبْدُ ا للهِ بْنُ مُنيِرٍ سَمِعَ وَ حْبَ بْنَ جَر يِرٍ وَ عَبْدَ ا لمَلِكِ بْنَ اِ بْرَ ا حِيْمَ
قَا لَا حَّدَ ثَنَا ثُعْبَةَ عَنْ عُبَيْدِ ا للهِ بْنِ أَ بِى بَكْرِ بْنِ أ نَسٍ عَنْ أ نَسٍ رَ ضِىَ ا لله
عَنْهُ قَا لَ سُئِلَ ا لنَّبِىُّ صَلّى ا للهُ عَلَيْهِ وَ سَلَمْ عَنِ ا لكَبَا ئِرِ قَا لَ ا لْاِ شْرَ ا كُ بِا
 للهِ وَ عُقو قُ ا لْوَ ا لِدَ يْنِ وَ قَتْلُ ا لنَفْسِ وَ شَهَا دَ ةُ ا لزُّ و رِ.
(صحيح ا لبخا ر ي)

Terjemahan Hadist.
"Dari Abdullah ibnu Munir mendengarkan Wahab Ibnu Jarir dan Abdul Malik ibnu Ibrahim berkata, dari Sub’ah dari Abdullah ibnu Abi Bakar, ibnu Anas. Dari Anas r.a berkata, dia bertanya kepada Rasulullah SAW tentang dosa- dosa besar, beliau menjawab: “syirik (mempersekutukan Allah), durhaka kepada orang ayah bunda, membunuh jiwa manusia, dan saksi palsu”

Informasi Mu’jam.
Pada mulanya penulis mendapatkan hadist pada buku hadist tematik dengan mengambil kalimat عُقو قُ ا لْوَ ا لِدَ يْنِ dengan kalimat itu, penulis menemukan informasinya pada mu’jam munfaras, dalam mu’jam munfaras penulis mendapatkan informasi pada kitab Daud, Nasi’i dan Bukhari, lalu penulis mengambil pada kumpulan hadist shahih Bukhari yang terdapat dalam kitab Shahadat jilid 3.


Asbabul Wurud.
Bahwa ketika Nabi menjelaskan tentang dosa syirik dan durhaka terhadap kedua orang tua, beliau dalam keadaan bersandar, namun kemudian beliau duduk untuk menunjukan betapa pentingnya masalah yang akan dibahasnya, yaitu tentang dosa saksi palsu. Beliau terus mengulang-ulanginya, sampai para sahabat berkata, “Semoga Rasulullah segera diam”.

Syarahan Hadist.
Dalam hadist diatas diterangkan empat macam dosa besar, yaitu.
Syirik (menyekutukan Allah)
Menurut bahasa, syirik berarti persekutuan atau bagian, sedangkan menurut istilah agama adalah mempersekutukan Allah SWT. Dengan selain Allah (makhluk-Nya). Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik adalah kufur atau satu jenis kekufuran.
Syirik disini adalah memeprsekutukan Allah dengan selainya yaitu memuja- muja menyembah makhluknya seperti pada batu besar, kayu, bulan Nabi, kyai (alim ulama), bintang raja dan lain- lain. Syirik dikategorikan sebagai dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT.
Sesuai dengan firman Allah SWT.
                     
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar. (QS. An- Nisa ayat 48)
Perbuatan syirik adalah suatu kezaliman dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya “hai anakku” janganlah kamu memeprsekutukan (Allah) adalah benar- benar kezaliman yang besar.
Yang dinyatakan dalam firman Allah
               
Artinya: Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(QS. Luqman ayat 13)
Hubungan hadist dengan ayat adalah bayan taqid.

Durhaka Terhadap Orang Tua.
Orang yang telah durhaka kepada orang tuanya berarti dia telah melakukan dosa besar, Allah SWT mewajibkan anak untuk berbakti kedua orang tuanya, setiap anak tidak boleh menyakiti kedua orang tua baik dengan ucapan perbuatan baik lansung maupun tidak lansung.
Bahkan dalam Al-Quran Allah juga menerangkan, sebagai seorang anak dilarang atau tidak boleh mengucapkan kata “ah” kepada orang tua.
                                        
Artinya: 23.  Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
24.  Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil". (QS. Al- Isra ayat 23- 24).

    Menurut Ibn Abbas, dalam Al- Quran ada tiga hal yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain.
Taat kepada Allah SWT dan Rasulnya.
Dirikanlah zakat dan bayarlah zakat.
Bersyukur kepada Allah dan kedua orang tua.
Hal ini menandakan peran orang tua sangat tinggi di hadapan Allah, sehingga Rasulullah bersabda.
Hubungan hadist utama dengan surat al- Isra 23-24 ayat  adalah bayan taqid.

Membunuh Jiwa Manusia.
Maksud membunuh dalam pembahasan ini adalah membunuh jiwa diharamkan tanpa hak dengan sengaja yang diterangkan oleh Allah dalam QS. Al- Furqaan ayat 68- 70. Orang yang melakukan membunuh jiwa manusia akan dimasukan kedalam neraka jahannam dan kekal didalamya. Sesuai dengan firman Allah SWT.
                
Artinya. Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS. An- Nisa ayat 93).
    Hubungan hadist utama dengan surah An- Nisa ayat 93 adalah bayan taqid.

Kesaksian Palsu.
Maksud dari berkata dan bersaksi palsu diatas adalah orang yang berdusta ketika diminta oleh hakim untuk menerangkan suatu kejadian yang ia ketahui sehubungan dengan pengadilan terhadap seseorang.
Dengan demikian orang yang bersaksi palsu sesungguhnya telah merusak hak orang lain untuk mendapat keadilan. Orang yang bersaksi palsu mendapat ancaman dengan siksaan yang pedih, sesuai dengan firman Allah SWT.
                          
Artinya: Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah Maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya. dan Telah dihalalkan bagi kamu semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu keharamannya, Maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta. (QS. Al- Hajj ayat 30)
    Hubungan hadist dengan surah Al- Hajj ayat 30 adalah bayan  taqid.

TUJUH MACAM DOSA BESAR.
Hadits.
حَدَّ ثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ ثَوْرِ بْنِ زَيْدٍ
الْمَدَنِيِّ عَنْ أَبِي الْغَيْثِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
 عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ
الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ
 مَال الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ
( رواه البخاري)
Terjemahan Hadist.
“Imam Bukhori meriwayatkan dari Abdul 'Aziz bin Abdillah yang mengatakan      ( ia ) meriwayatkan dari Sulaiman bin Bilal dari Tsaur bin Zaid al-Madani dari Abi al-Ghoits dari Abi Hurairoh r.a dari Nabi Saw telah bersabda : Jauhilah tujuh dosa yang bertumpuk. Para sahabat bertanya : Ya Rasulallah apa itu semua ? Rasulullah bersabda : Menyekutukan Allah, sihir, Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah tanpa hak ( alasan yang dibenarkan ), memakan riba, memakan harta anak yatim, lari ( mundur ) pada waktu  peperangan, menuduh berzina terhadap perempuan mukmin yang lengah { HR. Bukhori }.
Informasi Mu’jam.
Pada mulanya penulis mendapatkan hadist pada buku hadist tematik dengan mengambil kalimat الشِّرْكُ بِاللَّهِ dengan kalimat itu, penulis menemukan informasinya pada mu’jam munfaras, dalam mu’jam munfaras penulis mendapatkan informasi pada kitab Ahmad bin Hambal, Nasa’i dan Bukhari, lalu penulis pengambil pada kumpulan hadist Bukhari dalam kitab Wasiya.
Syarahan Hadist.
Pada hadist tujuh macam dosa besar ini, ada dua macam dosa yang telah dibahas diatas tadi yaitu (syirik “menyekutukan Allah” dan membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah tanpa hak “alasan yang dibenarkan”).  jadi pada syarahan yang ini tidak di bahas lagi.



Berbuat Sihir (Tenung).
Sihir yang dimaksud adalah tatacara yang bertujuan merusak rumah tangga orang lain atau menghancurkan orang lain dengan jalan meminta bantuan kepada setan. Sesuai dengan firman Allah SWT
                                                                                  
Artinya: Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (Tidak mengerjakan sihir), Hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami Hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka Telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (Kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka Mengetahui. (QS. Al- Baqarah 102
Hubungan hadist utama dengan surah Al- Baqarah 102 adalah bayan taqid.
                    
Memakan Harta Riba.
Riba menurut bahasa adalah tambahan sedangkan menurut defenisi riba secara umum adalah sebagai utang piutang atau pinjaman uang yang disertai dengan tambahan bunga. Agama Islam dengan tegasmelarang umatnya memakan riba sebagaiman firman Allah SWT.
             
Artinya. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (Ali- Imran 130)
Riba tebagi dua macam yaitu.
Riba nasi’ah adalah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan.
Riba fadhl adalah penukaran suatu barang dengan barang sejenis, tetapi lebih banyak jumlah orang yang menukarkan.
Hubungan hadist dengang surah Ali- Imran 130 adalah bayan  taqid.

Memakan Harta Anak Yatim.
Anak yatim adalah anak yang ditinggal mati ayahnya ketika ia masih kecil atau dengan akata lain ditinggal mati oleh orang yang menanggung nafkahnya. Dalam kaitan ini Azhar Ahmad Mahmud mengemukakan bahwa jika seorang anak yatim mempunyai kekayaan, maka orang yang mengelolanya harus bertakwa kepada Allah SWT.
Allah mengancam orang yang memakan harta anak yatim secara zalim dalam firmanya.
              
Artinya.  Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, Sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).
( QS An- Nisa ayat 10.)
    Hubungan hadist dengan surah An- Nisa ayat 10 adalah bayan taqid

Melarikan Diri Dari Perang (Jihad).
Islam mewajibkan umatnya untuk memelihara, menjaga dan mempertahankan dan membela agamanya, jika Islam diserang oleh musuh, umat Islam diwajibkan berperang.
Islam melarang umatnya untuk berpaling atau melarikan dirinya dari medan perang, orang yang telah lari dari perang (jihad) telah menipu dirinya sendiri dan berkhinat kepada Allah SWT. Oleh karena itu meninggalkan medan perang tanpa alasan yang masuk akal sehat termasuk dosa besar dan pelakunya akan mendapat azab Allah. Yang Allah jelaskan dalam firmanya.
                     
Artinya: Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka jahannam. dan amat buruklah tempat kembalinya. (QS. Al- Anfal ayat 16)
    Hubungan hadist dengan surat Al- Anfal adalah bayan taqid

Menuduh Wanita Mukminat Yang Baik- Baik (Berkeluarga) dengan tuduhan Zina.
Perempuan baik- baik dalam Islam seorang mukminat yang senantiasa taat kepada Allah SWT, dan menjaga kehormatanya dari perbuatan keji (zina). Apabila wanita itu dituduh zina seperti syarat yang telah di tentukan syara’, seperti mendatangkan empat orang saksi dan menyaksikan dengan kepala sendiri, maka penuduhnya wajib didera delapan kali dan kesaksinya tidak boleh diterima selamanya, yang Allah juga jelaskan dalam firmanya.
                    
Artinya: Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan mereka Itulah orang-orang yang fasik. (QS. An- Nur ayat 4)
Hubungan hadist dengan surat An- Nur ayat 4 adalah bayan taqid.







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Syirik adalah mempersekutukan Allah dengan selainya yang merupakan dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT. Perbuatan lainyang termasuk juga dosa besar adalah durhaka terhadap orang tua, membunuh jiwa manusia, dan saksi palsu.
Ada tujuh dosa besar yang akan dapat membinasakan manusia, siapa saja yang melakukan dosa- dosa tersebut, yaitu.
Syirik (mempersekutukan Allah SWT).
Berbuat sihir (tenung).
Membunuh jiwa yang diharmkan Allah, kecuali yang hak.
Memakan harta riba.
Memakan harta anak yatim.
Melarikan diri dari perang jihad pada saat berjuang.
Menuduh wanita mukminat yang baik- baik (berkelurga) dengan menuduh berzina.

Saran.
Alhamdulillah makalah kelompok 12 tentang kandungan hadist tentang dosa- dosa besar, kami mohon maaf apabila ada kesalahn dalam penulisan atau pensyarahan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca demi kelncaran kuliah dan terutama dalam pedoman kehidupan.










DAFTAR PUSTAKA
Abu ‘Abd Allah Muhamad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn al- Mughirat ibn Bardizbat al- Bukhari, Shahih al- Bukhari, Beirut; al- Calam, 1987.
Al-Husaini Hamzah, Al Hanafi Ad Damsyiqi, Ibnu, 1994, Asbabul Wurud 1,  Jakarta; Kalam Mulia.
Racmat Syafe’i, 2003, Al- Hadist, Bandung; Pustaka Setia.
Sohari Dkk , 2006,  Hadist Tematik, Jakarta; Diadit Media.


















صحيح ا لبخا ر ي

Tidak ada komentar:

Posting Komentar